Apa saja teori dasar
pemadaman kebakaran?
Kembali pada konsep dasar terbentuknya api berdasarkan teorama segitiga-api, berikut adalah beberapa cara yang dianjurkan dan cukup efektif untuk mengendalikan dan memadamkan api. Yaitu dengan cara memutus salah satu elemen terciptanya api agar ketiganya tidak saling berkaitan antara satu dengan lainnya.
Kembali pada konsep dasar terbentuknya api berdasarkan teorama segitiga-api, berikut adalah beberapa cara yang dianjurkan dan cukup efektif untuk mengendalikan dan memadamkan api. Yaitu dengan cara memutus salah satu elemen terciptanya api agar ketiganya tidak saling berkaitan antara satu dengan lainnya.
1. Penyingkiran Material
Contoh dari penyingkiran material adalah pengosongan tangki minyak yang terbakar, memporak-porandakan jerami yang terbakar, merobohkan bangunan, dan lainnya. Tujuannya untuk memisahkan material yang terbakar dari api sejauh mungkin.
Penyingkiran material juga dapat dilakukan dengan penyelimutan, atau penutupan, atau keduanya. Seperti, merubuhkan sisi bangunan yang terbakar atau menjalar, menyelimuti tubuh yang terbakar dengan handuk/karung basah dan menabur tanah/pasir pada material yang terbakar.
2. Penyingkiran Panas
Pendinginan sederhana adalah dengan menggunakan air. Selain murah dan mudah didapat, air juga mampu menyerap panas paling banyak. Pendinginan dengan air harus mampu menyerap panas lebih banyak daripada panas yang dihasilkan oleh api. Pendinginan lainnya juga bisa dilakukan menggunakan gas CO2 [carbon dioxide].
3. Penyingkiran oksigen
Penyingkiran oksigen tidak hanya berupa menghindari kontak antara oksigen dengan material. Tetapi penurunan kadar oksigen dari ±20% menjadi ±15% atau mengurangi suplai kadar oksigen, juga dapat membantu memadamkan api.